Masa Konsepsi Bayi 2 Tahun
Masa Konsepsi Bayi di usia 2 tahun adalah masa dimana bayi berada dalam kondisi yang sangat lemah dan tidak berdaya. Selama beberapa bulan masa bayi, ketidakberdayaan itu berangsur-angsur menurun. Dari hari kehari, minggu ke minggu dan bulan ke bulan, bayi semakin memperlihatkan kemandirian, sehingga pada saat masa bayi berakhir, yaitu kira-kira pada usia 2 tahun, ia telah menjadi seorang manusia yang berbeda dengan kondisi awal masa bayi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Masa bayi, atau yang disebut dengan istilah neonatus
(dari kata newdan natal), infancy, babyhood,
atau baby merupakan masa yang sangat penting. Umumnya ahli
psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2 tahun pertama dari
pasca natal. Masa bayi ini disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi
fisik dan psikologis bayi merupakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan dan
pertumbuhan selanjutnya.
Pada saat dilahirkan, bayi berada dalam kondisi yang
sangat lemah dan tidak berdaya. Selama beberapa bulan masa bayi,
ketidakberdayaan itu berangsur-angsur menurun. Dari hari kehari, minggu ke
minggu dan bulan ke bulan, bayi semakin memperlihatkan kemandirian, sehingga
pada saat masa bayi berakhir, yaitu kira-kira pada usia 2 tahun, ia telah
menjadi seorang manusia yang berbeda dengan kondisi awal masa bayi.
1.2. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana
perkembangan fisik pada bayi ?
B. Bagaimana
perkembangan kognitif pada bayi ?
C. Bagaimana
perkembangan psikososial pada bayi ?
1.3. Tujuan
Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui masa perkembangan bayi
2 tahun.
1.3.2. Untuk mengetahui apa saja perkembangan
pada bayi 2 tahun.
1.3.3. Untuk mengetahui perkembangan fisik,
kognitif,
psikososial pada bayi 2 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
Tahapan
Tumbuh Kembang
- Tahap tumbuh kembang usia 0-2 tahun,
terbagi atas :
ü Masa Pranatal mulai masa embrio
(mulai konsepsi-8 minggu), masa fetus (9 minggu sampai lahir),
ü Masa Pascanatal mulai dari masa
neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari-1 tahun), masa anak (1-2 tahun)
TAHAP TUMBUH KEMBANG USIA 0-2 TAHUN
- Masa Pranatal
Masa
pranatal (saat dalam
kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran.
Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu
organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam
waktu Iebih kurang sembilan bulan.
Masa
pranatal terdiri atas dua fase yaitu :
a.
Fase Embrio.
b.
Fase Fetus.
2. Masa
Pascanatal
Tumbuh kembang pada masa pascanatal
dibagi ke dalam beberapa fase berikut :
A. Masa
Neonatus (0-28 hari)
Tumbuh
kembang masa pascanatal diawali dengan masa neonatus, yaitu dimana terjadinya
kehidupan yang baru. Pada masa ini terjadi proses adaptasi semua sistem organ
tubuh, dimulai dari aktifitas pernafasan, pertukaran gas dengan frekuensi
pernapasan antara 35-50 kali permenit, penyesuaian denyut jantung antara
120-160 kali permenit, perubahan ukuran jantung menjadi lebih besar di
bandingkan dengan rongga dada, kemudian gerakan bayi mulai meningkat untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
B.
Masa Bayi (29 hari – 1 tahun)
Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat
dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu :
Ø Usia
1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan perubahan berat
badan. Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-1000
g/bulan. Pertumbuhan tinggi badan agak stabil, tidak mengalami kecepatan dalam
pertumbuhan tinggi badan.
Ø Usia
4-8 bulan, pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan perubahan berat benda
pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat benda adalah 500-600 g/bulan,
apabila mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan pertumbuhan tinggi badan tidak
mengalamikecepatan dan stabil berdasarkan pertambahan umur.
Ø
Usia 8-12 bulan, pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat
mencapai tiga kali berat badan lahir, pertambahan berat badan perbulan sekitar
350-450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350 gram pada usia 10-12 bulan, bila
memperoleh gizi baik. Pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5 kali tinggi badan
pada saat lahir. Pada usia 1 tahun, pertambahan tinggi badan masih stabil dan
diperkirakan mencapai 75 cm.
C. Masa Anak
(1-2 tahun)
Pada masa
ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik. Pada
tahun kedua, anak hanya mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5 – 2,5 kg dan
penambahan tinggi badan 6-10 cm. Pertumbuhan otak juga akan mengalami
perlambatan, kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm. untuk pertumbuhan gigi,
terdapat tambahan 8 buah gigi susu, termasuk gigi geraham pertama dan gigi
taring, sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun,
pertumbuhan fisik berat badan sudah mencapai 4x berat badan lahir dan tinggi
badan sudah mencapai 50 persen tinggi badan orang dewasa. Menginjak usia 3
tahun, rata-rata berat badan naik menjadi 2-3 kg/tahun, tinggi badan naik 6-8
cm/tahun, dan lingkar kepala menjadi sekitar 50 cm.
Perkembangan-perkembangan yang terjadi pada bayi
dua tahun terdiri dari tiga bagian, yaitu:
A. Perkembangan Fisik
Selama dua
tahun pertama, perkembangan fisik bayi berlangsung sangat signifikan.
Perkembangan-perkembangan fisik pada bayi dua tahun ini meliputi;
1. Tinggi
dan berat badan
Pada saat
dilahirkan, panjang rata-rata bayi adalah 20 inchi atau 50 cm dengan berat 3,4
kg. Segera setelah bayi menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara
menghisap, menelan dan mencerna, fisiknya bertumbuh dengan cepat. Selama
berbulan-bulan pertama kehidupannya, berat badan bayi bertambah sekitar 5
hingga 6 ons per minggu. Pada usia 4 bulan, berat badan mereka naik 2 kali. Pada tahun kedua kehidupannya,
rata-rata pertumbuhan bayi mengalami perlambatan. Pada usia 2 tahun, berat bayi
mencapai sekitar 13 hingga 16 kg dengan tinggi sekitar 32 hingga 35 inchi.
2. Rangkaian
tingkah laku dan keadaan bayi
Perkembangan
refleks dan fungsi motorik pada bayi memunculkan serangkaian tingkah laku yang
lebih kompleks. Dengan tingkah laku yang kompleks tersebut telah memungkinkan
bayi sebagai makhluk biologis dapat bertahan hidup. Pola tingkah laku dan
keadaan bayi meliputi tiga hal yang dapat dilihat melalui uraian dibawah ini:
I.Siklus tidur dan bangun
Ø 6 – 7 bulan : tidur sepanjang malam
tanpa bangun
Ø 12 bulan : 50% waktu dihabiskan
untuk tidur
II.Tingkah laku toiletting
Ø 2 bulan : bayi BAB 2 kali sehari
Ø 4 bulan : interval makan dan BAB
bisa diramalkan
III.Tingkah laku makan dan minum
Ø Noenatal : bayi makan 7 – 8 kali
sehari
Ø 1 bulan : bayi makan 5 – 6 kali
sehari
Ø 2 bulan : makan makanan padat
Ø 12 bulan : makan 3 kali sehari
3.
Perkembangan refleks
Pada masa
bayi, terlihat gerakan-gerakan sontan yang disebut refleks. Gerakan refleks
disebabkan oleh dorongan yang datang dari luar berbentuk perangsang. Perangsang
itu menimbulkan reaksi yang seperti mata berkedip karena silau, batuk jika
salah telan, muntah jika merasa pahit dan sebagainya. Reaksi-reaksi tersebut
digolongkan menjadi 2 bagian;
a. Reaksi
yang bersifat positif. Misalnya gerakan untuk menyatakan rasa puas, ia
mengisap-isap jika mulutnya tersentuh tetek ibunya.
b. Reaksi
negatif. Gerakan yang dikalukan untuk menolak perangsang yang tidak
menyenangkan, misalnya meludah kalau merasa pahit.
c. Reaksi
spontan (aksi), yakni gerakan-gerakan bayi yang tidak disebabkan oleh adanya
rangsangan yang datang dari luar dirinya. Tetapi gerakan tersebut dilakukan
karena kehendaknya sendiri karena dorongan dari dalam dirinya (inside). Seperti
sendirian tanpa sebab menggerakkan tangan, kaki, kepala menggelepan, dan
lain-lain.
4.
Perkembangan keterampilan motorik
Keterampilan
motorik merupakan gerakan-gerakan yang terjadi pada bagian-bagian tubuh yang
disengaja, otomatis, cepat, dan akurat. gerakan-gerakan ini dimotori dengan
kerjasama antara otot, otak, dan saraf-saraf. Keterampilan motorik ini dapat
dikelompokkan menurut otot-otot dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu;
a.
Keterampilan motorik kasar (gross motor skill), Meliputi kegiatan-kegiatan otot
besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Sejumlah peristiwa penting
motorik kasar terjadi pada kira-kira usia 12 hingga 13 bulan.
b.
Keterampilan motorik halus (fine motor skill), Meliputi gerakan yang lebih
halus dibandingkan dengan gerak motor kasar, dan mencakup keterampilan seperti
kecekatan jari. Sejumlah peristiwa penting motorik halus terjadi pada masa
bayi, diantara perkembangan keterampilan meraih dan menggenggam.
5.
Perkembangan sensori dan persepsi
Bayi yang
baru lahir telah dilengkapi peralatan pengumpul informasi yang disebut dengan
indra (sense) atau sistem sensorik yang meliputi penglihatan (mata),
pendengaran (telinga), sentuhan (kulit), kecapan (lidah), dan penciuman
(hidung).
a. Sensasi
dan persepsi
Sensasi
terjadi ketika informasi melakukan kontak dengan penerimaan sensor. Dan
persepsi merupakan interpretasi atas apa yang dirasakan.
b. Persepsi
visual
Penelitian
Fantz memperlihatkan bahwa bayi lebih senang pada pola bergaris daripada
potongan benda/piringan berwarna cerah. Hal ini memperlihatkan bahwa bayi yang
baru lahir memiliki pemahaman visual. Penglihatan bayi yang baru lahir
kira-kira 20/600 pada bagan Snellen; pada usia 6 bulan, penglihatan meningkat
hingga sekurang-kurangnya 20/100 pada skala yang sama.
6.
Perkembangan otak
Seiring
dengan bayi berjalan, berbicara, berlari, menggoyangkan kerincingan, tersenyum
dan cemberut, maka otaknya akan mengalami perubahan secara tajam. Setelah
dilahirkan dan pada masa awak bayi, 100 milyar neuron diotaknya hanya saling terhubung
secara minimal.
Pada waktu
bayi masih berada dalam kandungan ibunya, badannya telah membentuk sekitar 1,5
milyar sel-sel saraf per menit. Jadi pada saat dilahirkan, bayi kemungkinan
telah memiliki sel-sel otak yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Namun
sel-sel otak tersebut belum matang dan jaringan urat saraf masih lemah. Oleh
sebab itu segera setelah lahir hingga usia 2 tahun, sel-sel otak yang belum
matang dan jaringan urat saraf yang masih lemah itu terus tumbuh dengan cepat
dan dramatis mencapai kematangan, seiring dengan pertumbuhan fisiknya. Pada
saat lahir, berat otak bayi seperdelapan dari berat totalnya atau sekitar 25%
dari berat otak dewasanya, maka pada ulang tahun kedua otak bayi sudah mencapai
kira-kira 75% dari otak dewasanya.
B. Perkembangan Kognitif
Kognitif
adalah sebuah istilah yang digunakan oleh pikolog untuk menjelaskan semua
aktivitas mental yang berhubungan dengan perssepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan
informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan
masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses Psikologi yang
berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati,
membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.
1.
Perkembangan kognitif menurut pandangan Piaget
Piaget
merupakan salah seorang pakar psikologi swiss yang banyak mempelajari kognitif
anak. Ia meyakini bahwa anak membangun secara aktif dunia kognitif mereka
sendiri.
Lebih jauh
dari itu, piaget juga meyakini bahwa pemikiran anak berkembang melalui
serangkaian tahap pemikiran dari bayi hingga dewasa. Kemampuan ini bersumber
dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dari lingkungan serta adanya
pengorganisasian struktur berpikir.
2.
Perkembangan kognitif menurut pandangan kontemporer
Dengan
menggunakan taknik-teknik eksperimental yang sangat maju, telah lahir sejumlah
hasil penelitian baru tantang perkembangan kognitif bayi dan diantara hasil
penelitian baru tersebut, merekomendasikan agar teori perkembangan piaget
dimodifikasi secara mendasar. Karena sejumlah penelitian terbaru menunjukan
bahwa beberapa kemampuan kognitif anak muncul lebih awal daripada yang
dirumuskan oleh piaget dan perkembangan mereka selanjutnya lebih panjang
daripada yang diperkirakannya.
Pandangan
kontemporer ini kemudian juga mendapat sokongan yang penting dari para pakar
psikologi pemrosesan informasi. Kalau piaget meyakini bahwa perkembangan
kognitif bayi baru tercapai pada pertengahan tahun kedua, maka para pakar ini
percaya bahwa perkembangan kognitif,telah dimiliki lebih bayi lebih awal.
3.
Perkembangan persepsi
Persepsi
pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia
mengerti, dan menginterpretasikan stimulus yang ada di lingkungannya.
Menurut
pandangan kontemporer, persepsi berkembang melalui proses secara bertahap sejak
lahir hingga meninggal. Sejumlah hasil penelitian terbaru tentang perkembangan
persepsi bayi menunjukan bahwa kemampuan-kemampuan persepsi bayi telah
berkembang sejak awal-awal kehidupannya.
4.
Perkembangan konsepsi
Menurut chaplin
(2002), konsepsi adalah proses penggambaran ide atau proses berpikir.
Peneliti-peneliti
kontemporer percaya bahwa bayi lahir dengan membawa kemampuan-kemampuan
konsepsi atau telah telah memperoleh sejak awal perkembangan mereka.
5.
Perkembangan memori
Menurut
chaplin (2002), memori adalah keseluruhan pengalaman masa lampau yang dapat
diingat kembali. Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab
segala bentuk belajar dari individu melibatkan memori.,
Berbeda
dengan pandangan para pakar psikologi terdahulu yang menganggap bahwa bayi
tidak dapat menyimpan memori sampai mereka memiliki ketrampilan berbahasa yang
diperlukan untuk membentuk memori itu dan mengingatnya, maka pandangan
kontemporer percaya bahwa kemampuan memori bayi telah mulai berkembang jauh
lebih awal dan bahkan sebelum kelahirannya.
6.
Perkembangan bahasa
sesungguhnya
bayi sudah menunjukan kemampuan khusus berbahasa, termasuk menyeleksi
perhatian, membedakan suara, meniru aspek-aspek pembicaraan, mensinkronkoan
gerakan dengan nada suara dan lebih khusus lagi kemampuan memahami fonem. Bayi
yang berusia 1 bulan, dapat dengan mudah membedakan antara bunyi yang sama
dengan fonem yang berbeda, dan anak-anakdengan cepat dapat mempelajari fonem
mana yang relevan dengan bahasanya.
C. Perkembangan Psikososial
Perkembangan
Psikososial berhubungan dengan perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan
keperibadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang
lain. Masa bayi adalah masa ketika anak-anak mulai berjalan, berpikir,
berbicara dan merasakan sesuatu. Meskipun dalam pemenuhan kebutuhan bayi masih
sangat tergantung pada pengasuhnya, namun bukan berarti mereka sama sekali
pasif. Sebab, sejak lahir pengalaman bayi semakin bertambah dan ia
berpartisipasi aktif dalam perkembangan psikososialnya sendiri, mengamati dan
berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.
Dalam uraian
berikut akan dikemukakan beberapa hal penting yang berkaitan dengan
perkembangan psikososial pada masa bayi, diantaranya adalah:
1.
Perkembangan Emosi
Emosi adalah
perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara gejolak fisiologis
(seperti denyut jantung yang cepat) dan perilaku yang tampak (seperti senyuman
atau ringisan).Ekpresi emosional terlibat dalam hubungan pertama yang terjadi
pada bayi. Kemampuan bayi untuk mengkomunikasikan emosi memperbolehkan
interaksi yang harmonis dengan pengasuh mereka dan awal dari sebuah ikatan
emosional diantara mereka.Untuk dapat memahami secara pasti mengenai kondisi
emosi bayi adalah sangat sukar, sebab informasi mengenai aspek emosi yang
subjektif hanya dapat diperoleh dengan cara intropeksi, sedangkan bayi ( sesuai
dengan usianya yang masih sangat muda) tidak dapat menggunakan cara tersebut
dengan baik. Beberaapa para ahli memahami kondisi emosi bayi melalui ekspresi
tubuh dan wajah,
Untuk
mengetahui apakah bayi benar-benar mengekspresikan emosi tertentu, Corral Izard telah mengembangkan suatu
sistem pengkodean ekspresi wajah bayi yang berkaitan dengan emosi tertentu yang
dikenal dengan sebutan Miximally Discriminative Facial Movement Coding System
(MAX). Berdasarkan sistem klasifikasi Izard, diketahui beberapa ekpresi emosi
selama masa bayi, yaitu: kegembiraan tertawa diekspresikan pada usia 4 bulan,
ketakutan pada usia 5-8 bulan, dan emosi-emosi yang lebih rumit seperti rasa
malu, rasa bersalah, kebingungan, cemburu, dan kebanggaan diekspresikan selama
anak belajar berjalan.
2.
Perkembangan Temperamen
Temperamen
adalah perbedaan kualitas dan intensitas respon emosional serta pengaturan diri
yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang relatif
stabil dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi, yang dipengaruhi
oleh interaksi antara pembawaan, kematangan dan pengalaman.
Sejak lahir
bayi memperlihatkan berbagai aktifitas individual yang berbeda-beda. Beberapa
bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kaki dan mulutnya tanpa henti-hentinya,
tetapi bayi yang lain terlihat lebih tenang. Dari perbedaan ini Alexander dan
Stella Chess melakukan penelitian dan mengklasifikasi tempermen kedalam tiga
pola dasar, pertama anak yang mudah (easy child), anak ini umumnya dalam suasan
hati yang positif, cepat membangun rutinitas teratur pada masa bayi, dan mudah
beradaptasi dengan pengalaman baru, kedua anak yang sulit (diffucult child),
anak ini bereaksi secara negatif dan sering menangis, terlibat rutinitas
sehari-hari yang tidak teratur, dan lambat untuk menerima perubahan, ketiga
anak yang sulit untuk ramah (slow-to-warm-up child), anak ini memiliki tingkat
aktivitas rendah, seseorang yang agak negatif, dan menunjukkan intensitas
suasana hati yang rendah. Pola-pola temperamen tersebut merupakan suatu
karekteristik tetap sepanjang masa bayi dan anak-anak yang akan dibentuk dan
diperbaharui oleh pengalaman anak dikemudian hari.
3.
Perkembangan Attachment
Attachment
adalah suatau hubungan yang psikologis yang diskriminatif dan spesifik serta
mengikat seseorang dengan orang lain dalam rentang waktu dan rentang tertentu.
Seoarang bayi yang baru saja lahir memiliki perasaan sosial, yakni kecendrungan
alami untuk berintrsksi dan melakukan penyesuaian sosial terhadap orang lain.
Hal ini berkaitan dengan kondisi bayi yang sangat lemah pada saat lahir,
sehingga ia sangat membutuhkan pengasuhan dari orang lain dalam mempertahankan
hidupnya. Oleh sebab itu tidak heran kalau bayi dalam semua kebudayaan
mengembangkan kontak dan ikatan sosial yang kuat dengan orang yang mengasuhnya,
terutama ibunya.
Para ahli
riset dan klinis lebih menaruh pada dua jenis ikatan, yaitu keterkaitan dengan
orang tua, orang yang dekat dengan orang tua dan keterkaitan dengan anak-anak.
Menurt J. Bowlby, pentingnya attachment dalam tahun pertama kehidupan bayi
adalah karena bayi dan ibunya secara naluriah memiliki keinginan untuk
membentuk suatu keterkaitan. Secara biologis, bayi yang baru lahir diberi
kelengkapan untuk memperoleh perilaku keterkaitan dengan ibunya. Bowlby juga
mengidentifikasi tahap perkembangan attachment pada bayi, terbagi menjadi empat
tahap:
I. Indiscriminate Sociability (0-2 bulan), pada tahap ini bayi tidak
membedakan antara orang-orang dan merasa tenang, atau meneriama dengan senang
orang yang dikenal dan tidak dikenal.
II. Attachment in the makin (3-7), pada tahap ini bayi mulai mengakui dan
menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
III. Specifc, clear-curt attachment(8-24), pada tahap ini bayi telah
mengembangkan keterkaitan dengan ibu atau pengasuh pertama lainnya dan akan
berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah
dengannya.
IV. Goal-coordinated partenerships (24-seterusnya), pada tahap ini bayi
merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi tidak merasa
sedih selama berpisah dari ibu atau pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang
lama.
4.
Perkembangan Rasa Percaya
Sesuai
dengan perkembangan psikososial erikson, tahun-tahun pertama kehidupan ditandai
oleh perkembangan rasa percaya (turst), dan rasa tidak percaya (misturst).
Erikson membagi rasa percaya ke dalam tiga aspek:
a. Bahwa
bayi belajar percaya padakesamaan dan kesimnambungan dari pengasuh diluarnya
b. Bahwa
bayi percaya diri dan dapat dipercaya pada kemampuan organ-organnya sendiri
untuk menanggulangi dorongan-dorongan
c. Bahwa
bayi menganggap dirinya cukup dapat dipercaya sehingga pengasuh tak perlu
waspada dirugikan.
Bukti
pertama yang menunjukkan adanya kepercayaan sosial pada bayi terlihat dalam
kesenangan menikmati air susu, kepulasan tidur, dan kemudahan buang air besar.
Bayi yang memiliki rasa percaya diri pada dirinya cenderung memiliki rasa aman
dan percaya diri untuk mengekplorisasi lingkungan yang baru. Sebaliknya bayi
yang tidak memiliki rasa tidak percaya, cenderung tidak memiliki
harapan-harapan positif, rasa percaya diri bukan hanya muncul dan selesai
begitu saja selama tahun-tahun pertama kehidupan bayi saja, melainkan akan
muncul kembali pada tahap-tahap perkembangan berikutnya.
5.
Perkembangan Otonomi
Otonomi
adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang
bisa memerintah, menguasai, dan menentukan dirinya sendiri. Otonomi dibangun di
atas perkembangan kemampuan mental dan kemampuan motorik. Pada tahap ini bayi
tidak hanya dapat berjalan, tetapi mereka juga dapat memanjat, membuka dan
menutup, menjatuhkan, menolak dan menarik, memegang dan melepaskan. Bayi merasa
bangga dengan prestasi ini dan ingin melakukan segala sesuatu sendiri.
Dengan
demikian, setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuh mereka, bayi mulai
menemukan bahwa perilaku mereka adalah mereka sendiri. Mereka mulai menyatakan
rasa mandiri atau otonomi mereka. Perkembangan otonomi pada balita memberi
dorongan untuk menjadi individu yang mandiri, yang dapat memiliki dan
menentukan masa depan mereka sendiri.
BAB III
ANALISIS
Masa bayi berlangsung
dua tahun pertama setelah periode yang baru lahir dua minggu. Masa bayi adalah
dasar kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku dan
ekspresi emosi terbentuk. Masa bayi adalah masa perubahan berjalan cepat dan
masa berkurangnya ketergantungan pada orang lain seperti bayi duduk, dan
mengerakkan barang. Ciri khas masa ini adalah anak memusatkan untuk mengenal
lingkungannya, menguasai gerak fisik dan belajar berbicara.
Pengajaran
sopan santun sejak bayi mulai belajar bicara sangat penting untuk pembinaan
ahlaknya kelak jika dia dewasa. Pada fase ini bayi diusahakan tetap disusui
ibunya karena merupakan makanan penting, menjaga dari penyakit, dan
berkembangnya kesehatan bayi. Kasih sayang ibu melalui penyusuan memiliki pengaruh
besar dalam pembentukan pribadi anak, dimana dia merasa tentram dan aman tidak
gelisah.
BAB IV
PENUTUP
Demikian
makalah yang dapat kami sajikan. Kekurangan dan kelemahan dalam makalah
adalah suatu keniscayaan dan menjadi sifat dasar manusia yang jauh dari
sempurna. Maka, masukan, sanggahan, dan kritik konstruktif sangat penulis
harapkan demi perbaikan makalah ini di masa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu, dan Drs. Munawar Sholeh, Psikologi
Perkembangan, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2005), hlm. 887
King, Laura, A. terj; Brian Marwensndy, The Science of
Psychology: An Appreciative View (Psikologi Umum Sebuah
Pengantar Apresiatif), Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
L, Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung; PT
Remaja Rosdakarya, 2005, cet. V
Santrock, John W. Masa Perkembangan Anak, Jakarta:
Salemba Humanika, 2011
Zhuldyn, Perkembangan pada Masa Bayi dan Anak-anak, http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/perkembangan-pada-masa-bayi-dan-anak-anak/
Drs. Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung; PT
Remaja Rosdakarya, 2005), cet. V, hlm. 26
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh, Psikologi
Perkembangan, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2005), hlm. 887
Zhuldyn, Perkembangan pada Masa Bayi
dan Anak-anak, http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/perkembangan-pada-masa-bayi-dan-anak-anak/diunduh
03/04/2013 : 15.03
Laura, A. King, terj; Brian Marwensndy, The Science of
Psychology: An Appreciative View (Psikologi Umum Sebuah Pengantar Apresiatif),
(Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm. 157
John W. Santrock, Masa
Perkembangan Anak, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hlm. 291
Desmita,
2006, Psikologi Perkembangan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya,