Contoh Critical Book Report
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR
Critical Book Review bertujuan mengkaji sebuah buku bacaan atau buku pelajaran yang telah selesai dibaca.
Alasan mengapa harus dilakukan critical book review adalah untuk mengetahui sejau mana kita memahami isi buku tersebut, kemudian kita dapat membandingkan kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut.
B. Tujuan penulisan CBR
Alasan dibuatnya critical book review ini adalah untuk:
1. Penyelesaian tugas Mata kuliah Psikologi Kependidikan.
2. Untuk memperluas wawasan tentang Psikologi Kependidikan.
3. Mengetahui isi bacaan Buku yang dikritik.
4. Membandingkan kan Buku yang dikritik dengan teori teori yang ada maupun Buku yang sejenis.
C. Manfaat CBR
Manfaat dari critical book review ini adalah:
1. Menambah pengetahuan Tentang Psikologi kependidikan.
2. Meningkatkan kemampuan menemukan inti sari suatu buku, kemampuan membandingkan buku dengan buku lainnya dengan baik.
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku pertama dan buku kedua.
D.Identitasbuku yang dilaporkan
- Judul : ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PEMBELAJARAN
- Edisi :
- Pengarang/ (Editor, jikaada) : Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd
- Penerbit : PT Bumi Aksara
- Kota terbit :Jakarta
- Tahunterbit : 2005
- ISBN : 979-526-242-4
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
RINGKASAN BUKU YANG DIKRITIK
BAB I
SUMBER PENGETAHUAN TETANG BELAJAR
A. Pengalaman Empiris
Pengalaman empiris adalah peribahasa atau maksim yang sering berasal dari pengalaman yang luas.
B. Filsafat
Filsafat merupakan sistem kepercayaan yang tersusun berdasarkan pertimbangan nalar dan mantik, kebajikan, dan keindahan.Demikianlah filsafat ialah seperangkakt koheren dari nilai nilai yang memberikan suatu kerangka gun memahami hubungan antara bangsa manusia dan alam semesta.
C. Penelitian Empiris
Penelitian empiris adalah suatu penyelidikan secara sistematis,terkontrol, empiris, dan kritis mengenai proposisi proposisi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakanada antara gejala gejala ilmiah(Ardhana,1987:3)
Penelitian memeliki tiga ciri pokok:
1. Penelitian yang bersifat sistematis dan terkontrol, mendasarkan cara kerjanya padametode induktif dan deduktid
2. Penelitian yang bersifat empiris, artinya dalam menguji kesahihan,penelitian, berpaling pada pengalaman
3. penelitian yang mengoreksi diri sendiri, artinya metode ilmiah bukan saja telah membuat kesalahan, sejauh yang dapat dilakukan manusia, akan tetapi prosedur dan hasil hasilnya selalu terbuka untuk diperiksa oleh orang lain.
D. Teori
McKeachie dalam Gredler(1991:5) mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat asa yang tersusun tentang kejadian kejadian tertentu dalam dunia nyata. Hamzah Uno(2003:26) mengemukakan bahwa teori merupakan seperangkat proposisi yang didalamnya memuat tentang ide,konsep, prosedur,dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variabel yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari,dianalisis, dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Satu ciri teori yang penting ialah bahwa teori itu membebaskanpenemuan penelitian secara individual dari kenyataan kesementaraan waktu dan tempat untuk digantikan dengan suatu dunia yang lebih luas.
Patrick Suppes(1974) mengemukakan empat fungsi utama teori. 1. Berguna sebagai keranaka kerja untuk melakukan penelitian,memberikan suatu kerangka kerja untuk melakukan penelitian. 2. Memberikan suatu kerangkakerja bagi pengorganisasianbutir butir informasi tertentu, 3. Mengungkapkan kekompleksan peristiwa peristiwa yang kelihatannya sedehana, serta 4. Mengorganisasikan kembali pengalaman pengalaman sebelumnya.
BAB II
TEORI BELAJAR DAN PENGARUHNYA
PADA PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU MANUSIA
A. Aliran Behavioristik(Tingkah Laku)
Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku, tidak lain adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Atau dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respons.
Para Ahli yang berkarya pada aliran ini:
1. Thorndike
Menurut Thorndike(1911), salah seorang pendiri aliran tingkah laku, belajar adalah proses interaksi antara stimulus(yang mungkin berupa pikiran, atau gerakan) dan respons(yang juga bisa berupa pikiran,perasaan, atau gerakan). Jelasnya , perubahan tingkah laku boleh berwujud sesuatu yang konkret(dapat diamati) atau yang non konkret(tidak bisa diamati).
2. Watson
Berbeda menurut Watson, Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui. Bukan berarti semua perubahan mental yang terjadi dalam benak siswa tidak penting. Semua itu penting. Aklan tetapi, faktor faktor tersebut tidak bisa menjelaskan apa proses belajar sudah terjadi atau belum. Hanya dengan asumsi demikianlah, menurut watson, dapat diramalkan perubahan apa yang bakal terjadi pada siswa.Hanya dengan demikian pulalahh psikologi dan ilmu tentang belajar dapat disejajarkan dengan ilmu ilmu lain seperti fisika dan biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empiris.
3. Clark Hull
Clark Hull(1943) mengemukakan konsep pokok teorinya yang sangat dipengaruhi oleh teori evolusinya Charles Darwin. Bagi Hull, tingkahkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup. Oleh karena itu dalam teori Hull, Kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis menempati posisi sentral. Menurut Hull(1943, 1952), Kebutuhan dikonsepkan sebagai dorongan , seperti lapar, haus, tidur, hilangnya rasa nyeri dsbnya, Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis ini, meskipun respons mungkin bermacam macam bentuknya.
4. Edwin Guthrie
Edwin Guthrie mengemukakan teori kongtiguiti yang memandang bahwa belajar merupakan kaitan asosiatif antara stimulus tertentu dan respons tertentu.Selain itu, suatu respons akan lebih kuat( dan bahkan menjadi kebiasaan) apabila respons tersebut berhubungan dengan berbagai macamstimulus.
Guthrie juga mengemukakan bahwa “Hukuman” memegang peran penting dalam proses belajar. Menurut suatu hukuman yang diberikan pada saat yang tepat, akan mampu mengubah kebiasaan seseorang.
5. Skinner
Menurut Skinner, deskripsi hubungan antara stimulus dan respons untuk menjelaskan perubahan tingkah laku(dalam hubungan dengan lingkungan) menurut versi Watson adalah deskripsi yang tidak lengkap. Rospons yang diberikan oleh siswa sesederhana itu, sebab pada dasarnya setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu dengan yang lainnya, dan interaksi ini akhirnya memengaruhi respons yang dihasilkan. Sedangkan respons yang diberikan juga menghasilkan berbagai konsekuensi, yang pada gilirannya akan memengaruhi tingkah laku siswa. Skinner juga menjelaskan bahwa menggunakan perubahan perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan membuat segala sesuatu menjadi bertambah rumit, sebab “alat” itu akhirnya juga harus dijelaskan lagi.
B. Aliran Kognitif
Teori kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi penganut aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons.Namun daripada itu belajar melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Teori ini sangat erat hubungannya dengan teori sibernitik.
Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan tepatah pata, terpisah pisah, tetapi melalui proses yang mengalir, bersambung sambung,menyeluruh. Dalam praktik teori ini antara lain terwujud dalam tahap tahap perkembangan yang diusulkan oleh jean piege, “belajar bermakna” nya Ausubel dan “belajar penemuan secara bebas”(free discovery learning) Oleh Jerome Bruner.
1. Piaget
Menurut Jean Piaget(1975) salah seorang penganut aliran kognitif yang kuat, bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni (1) asimilasi, (2) akomodasi (3) equilibrasi(penyeimbangan). Proses asimilasi adalah proses penyatuan(pengintegrasian) integrasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswaa. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi yang baru. Equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Menurut Pieget, proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa, yang dalam hal ini pieget membaginya menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori-motor(ketika anak berumur1,5 sampai 2 tahun), tahap pra-operasional(2/3 tahun sampai 7/8 tahun) tahap operasional konkret(7/8 sampai 12/14 tahun) dan tahap operasional formal(14 tahun atau lebih).
Secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang semakin teratur( dan juga semakin abstrak) cara berfikirnya. Dalam kaitan ini seorang guru seyogianya memahami tahap tahap perkembangan anak didiknya ini, serta memberikan materi belajar dalam jumlah dan jenis yang sesuai demgan tahap tahap tersebut. Guru yang mengajar,tetapi tidak menghiraukan tahapan tahapan ini akan cenderung menyulitkan para siswanya. Misalnya saja, mengajarkan konsep abstrak tentang matematika kepada sekelompok siswa kelas dua SD, tanpa adanya usaha untuk ” mengkonkretkan” konsep tersebut, tidak hanya akan percuma, tetapi justru akan lebih membingungkan para siswa itu.
2. Ausubel
Menurut Ausubel(1968), siswa akan belajar dengan baik jika apa yang disebut “Pengatur kemajuan (belajar)” (Advance Organizers) didefenisikan dan di presemtasikan dengan baik dan tepat kepada siswa. Pengatur kemajuan belajar adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi(mencakup) semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.
Ausubel percaya bahwa “advance organizers” dapat memberikan tiga macam manfaat, yakni
1. dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi belajar yang akan depelajari oleh siswa.
2. dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara apa yang sedang dipelajari siswa “saat ini” dengan apa yang “akan” depelajari siswa sedemikian rupa sehingga
3. mampu membantu siswa memahami bahan belajae secara lebih mudah.
3. Bruner
Bruner(1960) mengusulkan teorinya yang disebut “free discovery learning” Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan(termasuk konsep,teori,defenisi dan sebagainya) melalui contoh contoh yang menggambarkan (mewakili)aturan yang menjadi sumbernya. Lawan dari pendekatan ini disebu belajar ekpositori (belajar dengan cara menjelaskan).
Disamping itu Bruner mengemukakan perlunya ada teori pembelajaran yang akan menjelaskan asas asas untuk merancang pembelajaran yang efektif di kelas. Menurut Pandangan Bruner(1964) bahwa teori belajar itu bersifat diskriptif, sadangkan teori pembelajaran itu bersifat deskriptif.
C. Aliran Teori Humanistik
Bagi penganut teor ini, proses belajar harus behulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Dari keempat teori belajar, teori Humanistik inilah yang paling abstrak, yang paling mendekati dunia filsafat daripada dunia pendidikan, teori ini sangat menekankan pentingnya “isi” dari proses belaja dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal, tori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentukny yang paling ideal daripada belajar, seperti apa yang biasa kita amati dalam dunia keseharian.
1. Bloom dan Krathwohl
Bloom dan Krathwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai(depelajari) oleh siswa, yang trcakup dalam tiga kawasan berikut.
a. Kognitif
terdiri dari enam tingkatan
1. Pengetahuan(mengingat, menghafal)
2. Pemahaman (mengintepretasikan)
3. Apliksi(menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah)
4. Analisis(menjabarkan suatu konsep)
5. Sintesis(mengabungkan bagian bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)
6. Evaluasi(membandingkan nilai,ide,metode, dan sebagainya)
b. Psikomotor
terdiri dari lima tingkatan:
1. Peniruan(menirukan gerak)
2. Penggunaan(menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
3. Ketepatan(melakukan gerak dengan benar)
4. Peangkaian(melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
5. Naturalisasi(melakukan gerak secara wajar)
c. Efektif
terdiri dari lima tingkatan:
1. Pengenalan( ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
2. Merespons(aktif berpartisipasi)
3. Penghargaan(menerima nilai nilai, setia kepada nilai nilai tertentu)
4. Pengorganisasian(menghubung hubungkan nilai nilai yang dipercayai)
5. Pengalaman(menjadikan nilai nilai sebagai bagian dari pola hidup)
D. Aliran Sibernetik
Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi. Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan tori kognitif yang mementingkan proses. Proses memangpenting dalam teori sibernitik. Namun, yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Dalam bentuknya yang lebih praktis teori ini telah dikembangkan oleh Landa(dalam pendekatan yang disebut algoritmik dan heuristik), Pask dan Scott(dengan pembagian siswa tipe menyeluruh atau wholist dam tipe serial atau serialist), atau pendekatan pendekatan lain yang berorientasi pda pengolahan informasi.
BAB III
TEORI KEPRIBADIAN BEHAVIORISME
A. Pendahuluan
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didieikan oleh John B. Watson pada tahun 1913. Sejumlah filsuf dan ilmuan sebelum Watson dalam satu dan lain bentuk telah mengajukan gagasan gagasan mngenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia berdasarkan pandangan yang mekanistis dan materialistis, suatu pendekatan yang menjadi ciri utama dari behaviorisme. Seorang diantaranya adalah Ivan Pavlov(1849-1936), seorang ahli fisiologi Rusia.
B. Ppembelajaran engan pendekatan psikologi Skinner
Selanjutnya Skiner menegaskan bahwa teori teori tentang tingkah laku manusia sering memberikan ketentraman yang keliru kepada para ahli psikologi mengenai pengetahuan mereka bilamana dalam kenyataannya mereka tidak memahami kaitan antara tingkah laku yang muncul dengan peristiwa yang terjadi(antesenden-antesenden) dilingkungannya.
1. Otonomi Manusia dalam Pandangan Skinner
Bagi Skinner manusia otonom hanyalah suatu konsep untuk menenangkan sesuatu yang belum mampu kita terangkan dengan cara lain. Keberadaan manusia otonom itu tergantung kepada pengetahuan kita dan dengan sendirinya akan kehilangan status dan tidak diperlukan lagi apabila kita telah mengetahui lebih banyak tentang tingkah laku. Menurut Skinner manusia adalah kontak tertutup , dan seluruh variabel yang mengantari tingkah laku dan output tingkah laku(motif,dorongan,emosi, dan sebagainya)
harus dikesampingkan dari penyelidikan psikologi.
harus dikesampingkan dari penyelidikan psikologi.
BAB V
KECERDASAN EMOSIONAL
A. Kecerdasan
Masyarakat umum mengenal intelegensi sebai istilah yang menggambarkan kecerdasan kepintaran ataupun kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi sementara menurut pandangan kaum awam intelegensi diartikan sebagai ukuran kepandaian. Tanda telah dimilikinya intelegensi yang tinggi, antara lain adalah
· Adanya kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan problem mental dengan cepat.
· Kemampuan mengingat
· Kreativitas yang tinggi
· Imajinasi yang berkembang, Sebalikya
Perilaku yang lamban, tidak cepat mengerrti, kurang mampu menyelesaikan problem mental yang sederhana, dianggap sebagao indikasi tidak memiliki intelegensi yang baik.
Hegnan dan Oslon mengungkapkan pendapat Pieget tentang Kecerdasan yang didefenisikan sebagai: Intelegensi merupakan suatu tindakan yang menyebabkan terjadinya perhitungan atas kondisi kondisi yang secara optimal bagi organisme dapat hidup berhubungan dengan lingkungan secara efektif.
RINGKASAN BUKU PEMBANDING
BAB I
Pendahuluan
A. Rasional penulisan buku
1. Masalah teori dan praktek
Perdebatan orang yang mempertentangkan teori dan praktek telah memakan waktu sejarah cukup panjang. Kedua hal ini sebetulnya tidak perlu dipertentangkan. Sebab ada juga tokoh yang cukp sinis terhadap teori. Sebagai contoh, Goethe, salah seorang seniman Jerman, hampir-hampir menolak keampuhan teori, karena menurut dia, “teori itu selalu kelabu, sedangkan praktek kehidupan adalah pohon emas yang selalu hijau”. Tentu saja pendapat serupa ini berat sebelah. Kenyataan yang kita hadapi adalah, teori tanpa nilai praktis akan dapat menjadi spekulasi yang abstrak. Sebaliknya, praktek tanpa teori akan menjadi acak, amat bersifat kebetulan, kacau balau tanpa arah. Psikologi pendidikan adalah ilmu dalam memahami perilaku yang terjadi dalam proses belajar dan pembelajaran.
C.Sasaran Penggunaan Buku
Sasaran utama adalah meningkatkan keterlibatan mahasiswan melalui cara siswa belajar aktif untuk mempelajari berbagai topik agar vtujuan belajar yang diharapkan tercapai. Berbagai materi disajikan dalam bentuk problematik dan mahasiswa diharapkan dapat memecahkannya.
D. Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup psikologis pendidikan ternyata tidak hanya terbatas pada aspek logika dan konsepsi-konsepsi dasar psikologis, melainkan juga ikut membicarakan landasan-landasan psikologis dari berbagai pola dan model belajar dan pembelajaran, dilengkapi pula pembicaraan tentang psikologis dari media dan manajemen kelas.
E. Pola Penyajian Tulisan
Garis besar pola penyajian tulisan dan materi untuk setiap bab disusun terdiri dari :
1. Tujuan
2. Bagian awal sebagai pembukaan bab
3. Uraian pokok
4. Tugas dan pertanyaan
F. Cara Mempelajari Buku
1. Petunjuk Bagi Pengajar
Peranan pengajar diharapkan lebiih bersifat menuntun, mengarahkan, di samping perannya sebagai penyampai informasi. Pengajar memang labih mdiharapkan dapat berfungsi sebagai pendorong yang dapat membina kegairahan mahasiswa untuk mempelajari dan mendalami sendiri setiap konsep dan in formasi yang terdapat di dalam buku ini. Pengajar sedapat mungkin lebih banyak memberikan kesempatan pada mahasiswa dengan cara dan gaya mahasiswa masing-masing dalam mempelajari buku ini.
2. Petunjuk bagi mahasiswa
Mahasiswa sebagai peserta kuliah dalam Psikologi Pendidikan pada program prajabatan PGSD, sebaiknya dalam mempelajari buku ini perlu sekali memperhatikan beberapa hal berikut ini:
a. Manfaatkan pengalaman kuliah dalam kelas
b. Baca dan pelajari buku ini dengan teliti
c. Salah satu syarat untuk dapat mempelajari buku ini secara efektif adalah “ anda harus akrab dengan dunia anak-anak sekolah dasar dan lingkungan sekolahnya.
d. Kerjakannlah tugas-tugas dan jawablah pertanyaan
BAB II
Kajian Psikologi Pendidikan dan Peranannya dalam Pembelajaran siswa sekolah dasar.
A. Makna dan pentingnya kajian psikologi pendidikan bagi guru
Kalau guru tidak memahami bagaimana cara siswa belajar, maka dia hanya akan melaksanakn kegiatan mengajar saja yaitu menyampaikan “segumpal” bahan pelajaran, tanpa melacak, apakah pada diri siswa terjadi perbuatan belajar. Sebaliknya apabila guru memberikan pelajaran dengan selalu memperhatikan keadaan dan kemampuan siswanya, menerapkan pengetahuan mengenai konsep dan prinsip mengenai bagaiman siswa sekolah dasar belajar, bagaimana siswa berpikir, sampai dimana para siswa belajar, dan sampai dimana hasil belajarnya itu. Dia tidak lagi “mengajar”, melainkan membelajarkan para siswa. Kaidah dan konsep mengenai bagaimana manusia belajar sesuai dengan tahap perkembangannya itu dibahas dalam suatu cabang psikologi yang disebut psikologi pendidikan.
B. Fungsi dan ruang lingkup psikologi pendidikan
Dua fungsi pokok dari ahli psikologi pendidikan adalah (1) melakukan penelitian untuk mempelajari cara mengajar atau membelajarkan yang paling efektif, dan (2) menerapkan dan memanfaatkan temuan temuan penelitian dalam cabang-cabang psikologi yang lain di dalam kaitannya dengan ihwal pendidikan. Temuan-temuan penelitian dalam bidang-bidang berikut ini sangat berguna untuk dimanfaatkan dalam pengembangan psikologi pendidikan, yaitu:
1. Psikologi kognitif
2. Psikologi perkembangan
3. Psikologi sosial
C. Psikologi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Ilmu bertujuan untuk menambah kebenaran pada pengetahuan kita dengan menjelaskan kenyataan secara teliti. Dalam hal ini, Karl Pearson sejak lama telah mengemukakan. Tuujuan ilmu pengetahuan adalah tafsiran yang lengkap mengenai alam semesta. Akan tetapi, tujuan ini adalah tujuan yang ideal. Jadi suatu ilmu yang dikemukakan di ats, maka dapat ditemukan ciri-ciri ilmu pengetahuan yang memberikan corak kepada fungsinya, yaitu memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan sosok tubuh pengetahuan yang ditanganinya.
D. Belajar dan pembelajaran
Proses belajar mengajar artinya suatu proses interaksi antar siswa dan guru, diman siswa belajar dan guru mengajar. Pembelajaran adlah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan.
E. Bentuk-bentuk hasil belajar
1. Kebiasaan sebagai pernyataan hasil belajar
2. Keterampilan sebagai pernyataan hasil belajar
3. Himpunan tanggapan sebagai hasil belajar
4. Hafalan sebagai pernyataan hasil belajar melalui proses asosiasi
BAB III
Pembelajaran Dan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
A. Usaha manusia mengenal perbedaan individual
1. Dua pandangan yang berbeda
Sejarah pemikiran manusia tentang keanehan person manusia telah meletakkan dua idealisme berpikir. Idealisme pertama menganut falsafah bahwa “semua manusia adalah sama”.
Idealisme kedua, sebaliknya, amat menekankan pada anggapan bahwa perbedaan-perbedaan antarmanusia adalah dasar segala-galanya dan tidak bisa dimusnahkan. Manusia dapat diukur
2. Ilmu baru dan kebutuhan praktis
Perkembangan dibidang pengukuran perbedaan-perbedaan individul berjalan terus, dan khirnya mengambil bentuk menjadi ilmu pengetahuan baru atau new science. Terdapat dua pernyataan yang komprehensif tentang tujuan dan metode pengetahuan baru ini. Pertama dari Binet dan Henri, yang merumuskan ada dua tujuan ilmu baru ini, pertama, untuk mempelajari secara mendalam tentang esensi dan tingkat perbedaan-perbedaan individual dalam proses psikologi. Kedua, untuk menemukan bagaiman saling keterkaitan berbagai proses mental dalam diri individu dan fungsi-fungsi apa yang paling menentukan.
B. Perbedaan individual dalam belajar
Tentu saja perbedaan-perbedaan dalam bidang lain masih ada, seperti perbedaan-perbedaan dalam usia, jenis kelamin, perbedaan dalam pengetahuan sebelumnya yang dibawa dari rumah dan lain sebagainya.
1. Kapasitas belajar memang tidak sama
2. Pengruh perkembangan dan pertumbuhan
3. Dimensi-dimensi perkembangan
4. Perbedaan individual dan strategi pembelajaran
C. Pengaruh faktor Heriditer dan lingkungan terhadap belajar dan pembelajran siswa
1. Pandangan kaum Herediterian
Kaum “hereditarian” yang amat mengagumi faktor “nature” berpendapat bahwa seluruh sifat-sifat psikologis manusia itu secara turun temurun dipindahkan langsung melalui gena-gena yang dibawa dari satu generasi ke generasi berikutnya. Gena-gena adalah objek studinya ilmu genetika. Ilmu ini dikembangkan berdasarkan pada studi terhadap heriditer yang menjelaskan secara biologis proses pemindahan sifat-sifat dasar atau karakteristik orangtua pada turunannya.
2. Pandangan kaum Enviromentalis
Lain lagi pendangan dari pakar yang menganut paham dominasi lingkungan, atau disebut “environmentalists”. Paham ini menentang paham “ herediterian”, termasuk penemuan Goddard. Pandangan “environmentalists” didasarkan pada paham yang dikemukakan oleh filosof Inggris John Locke (1691), bahwa pada awalnya jiwa dan kehidupan mental manusia itu bersih dan kosonng, pengalamanlah yang membentuk dan mengukirnya. Bayi adalah segumpal tanah yang bersih seperti lilin yang dapat dicetak, dibentuk dan diukir oleh seniman utamanya, yaitu lingkungan.
3. Bukti-Bukti dari hasil penelitian
Banyak penelitian dilakukan para ahli dalam hal terutama terhadap pasangan anak kembar dengan menggunakan statistik korelasi. Korelasi antar-IQ anak cenderung mengikuti kesamaan-kesamaan dalam faktor genetik dan lingkungan.
4. Pandangan kaum modern
Menurut pandangan modern, penyelesaian terhadap konflik berkepanjangan antara paham nature dan nature ini sesungguhnya tidak perlu dijawab krena memang tidak ada manfaatnya. Menurut pandangan modern, perilaku manusia, khususnya perilaku belajar, bukanlah hasil dari penyeban tunggal, tetapi adalah hasil dari multi penyebab.
5. Guru memerlukan wawasan yang luas
Tujuan dan peranan guru adalah mendidik siswa sebagai mana adanya, lalu bantullah mereka. Seharusnya guru sedapat mungkin tidak dipengaruhi oleh apakah ya atau tidak perbedaan-perbedaan individual di kalangan siswa itu secara primer disebabkan oleh pengaruh faktor hereditas ataupun lingkungan. Pengetahuan ini sangatlah diperlukan oleh guru untuk membuka dan memperluas wawsan sebagai seorang guru yang profesional. Pekerjaan pembelajaran dapat dilakukannya lebih fleksibel.
D. Belajar dan perkembangan inteligensi anak.
1. Pengertian inteligensi
Belajar tidak akan mengubah inteligensi, sebab inteligensi itu adalah faktor yang diwariskan. Pengamatannya terhadap sejumlah keluarga di Inggris menunjukkan adanya kelompok. Kelompok yang amat unggul dalam prestasi akademiknya, dan hal ini, menurut Galton, adalah disebabkan turunan. Inteligensi itu adalah fungsi dari fasilitas sensori individual dan dapat diukur.
2. Berbagai teori tentang inteligensi
Bila dikelompokkan teori inteligensi yang ada, secara umum ada lima model teori, yaitu:
(1) Model faktor umum
(2) Model kemampuan prima
(3) Model multifaktor ala Guilford
(4) Model multifaktor ala Gardner, dan
(5) Model pemrosesan informasi.
Dari berbagai teori yang telah dikemukakan, sebetulnya menurut P.E.Vemon, makna dasar konsep inteligensi mengandung tiga aspek penting, yaitu:
a. Inteligensi sebagai kapasitas genetik
b. Inteligensi sebagai perilaku
c. Inteligensi sebagai skor tes.
3. Pengaruh belajar terhadap perkembangan inteligensi
Variasi dalam stimulus adalah bagian penting dari lingkungan dan belajar untuk perkembangan inteligensi anak. Bila pengalaman awal masa kanak-kanak banayak didisi dengan variasi dalam melihat, mendengar, dan meraba, maka perkembangan berikutnya akan ditunjang oleh kemauan yang selalu menginginkan variasi dalam melihat, mendengar dan meraba.
4. Pola perkembangan inteligensi siswa sekolah dasar
Pertumbuhan intelektual anak dalam periode usia satu tahun sampai dengan sekitar delapan tahun digambarkan sebagai kurva akselerasi negatif.
5. Peranan pengalaman dari sekolah terhadap inteligensi
Guru tentunya tidak mungkin intervensi melalui keluarga. Bila guru ingin mempengaruhi inteligensi dan prestasi belajar anak, sudah tentu harus melalui sekolah.
BAB IV
Motivasi Dalam Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar
A. Motif dan Motivasi
1. Mengapa individu melakukan suatu perbuatan?
Perhatikanlah seorang bayi yang masih sangat muda. Dia akan menangis untuk “meminta” makan atau minum pada saat muncul ketidakseimbangan fisiologisnya. Akan tetapi, kemudian, setelah ibunya melatih bayi itu minum pada waktu-waktu tertentu, maka dia akan merasa lapar pada saat-saat tertentu saja.
2. Rumus umum perilaku individu
Individu akan berbuat karena ada suatu kebutuhan khusus yang muncul yang berpangkal dari suatu dorongan yang umum dan mendasar. Kemudian dia berbuat untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan itu.
3. Asal mula dan perkembangan motif
Beberapa motif semata-mata muncul karena kematangan. Motif semacam itu muncul bukan karena pengalaman masa lampau, bukan karena mempelajari sesuatau, bukan pula karena pengaruh yang terjadi dari luar individu. Motif itu timbul dengan sendirinya, yang secara potensial dimiliki oleh individu yang bersangkutan sejak dia dilahirkan, bahkan sebelumnya, dan muncul secara nyata pada waktu diperlukan, yaitu pada waktu motif itu telah matang untuk digunakan.
B. Peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran
1. Motivasi menentukan penguat belajar
2. Motivasi memperjelas tujuan belajar
3. Motivasi menentukan ragam kendali rangsangan belajar
4. Motivasi menentukan ketekunan belajar
C. Faktor-faktr pribadi dalam motivasi
Kebutuhan atau dorongan lain yang merupakan faktor kepribadian individu dalam motif dan motivasi yaitu dorongan atau kebutuhan untuk berkuasa ada kalanya seseorang menghasilkan sesuatu dengan baik dan terpuji serta diakui oleh kelompok yang luas, tetapi orang itu tidak melihat jembatan untuk memperoleh kekuatan, supaya dirinya dapat dipercaya, dan oleh karena itu dia akan dianggap sebagai pahlawa, sebagai pemimpin.
D. Faktor-faktor lingkungan dalam motivasi
Perilaku individu manusia ditentukan oleh faktor-faktor di dalam diri yaitu faktor pribadi, dan faktor lingkungan individu yang bersangkutan. Sesungguhnya, faktor pribadi dan faktor lingkungan itu seringkali berbaur, sehingga sulit menentukan apakah sesuatu benar-benar faktor pribadi.
E. Teknik-teknik motivasi dalam belajar-mengajar
1. Pernyataan penghargaan secara verbal
2. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan
3. Menimbulkan rasa ingin tahu
4. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa
5. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
6. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebgai contoh dalam belajar
7. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami
8. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya
9. Menggunakan simulasi dan permainan
10. Memberi keempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum.
F. Peranan guru dalam motivasi belajar
1. Mengenal setiap siswa yang diajarnya secara pribadi
2. Memperlihatkan interaksi yang menyenangkan
3. Menguasai berbagai dan teknik mengajar dan menggunakannya secra tepat
4. Menjaga suasana kelas supaya siswa terhindar dari konflik dan frustasi
5. Memperlakukan siswa sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.
BAB V
Proses dan Teori Belajar
A. Hakikat Belajar
1. Kematangan dan belajar
Kematangan anak didik adalah hasil proses perkembangan dari sifat-sifat perorangan anak diidk yang berbeda-beda dan telah terbentuk sejak sebalum lahir. Sifat-sifat ini telah terancang dalam sel-sel konsepsi yang terbentuk jauh sebelum kelahirannya. Sehari-hari sifat-sifat ini sering diperkenalkan pada kita sebagai potensi bawaan yang disebut sebagai pembawaan atau bakat.
2. Apa yang dimaksud dengan belajar?
Yang dimaksud dengan proses be;lajar adalah proses perubahan tingkah laku individu. Perubahan ini terjadi terus menerus dalam diri individu yang tidak banyak ditentukan oleh faktor turunan atau genetik. Perubahan karena belajar ini banyak ditentukan oleh faktor-faktor eksternal. Perubahan ini mungkin terjadi dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, kepribadian, pandangan hidup, persepsi, norma-norma, motivasi, atau gabungan dari unsur-unsur itu.
3. Beberapa ciri belajar
Ciri-ciri tersebut adalah:
a. Belajar meenyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus-menerus
b. Belajar adalah perbuatan sadar, karena itu peristiwa belajar selalu mempunyai tujuan
c. Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual.
d. Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh melibatkan keseluruhan tingkah laku yang mengintegrasikan semua aspek-aaspek yang terlibat di dalamnya
e. Belajar adalah proses interaksi
f. Perubahan tingkah laku berlangsung dari yang paling sederhana sampai ppada yang kompleks.
4. Unsur-unsur apa yang terlibat dalam belajar?
a. Tujuan yang ingin dicapai
b. Pola respons dan kemampuan yang dimiliki atau kesiapannya
c. Situasi belajar
d. Penafsiran situasi sebalum berbuat
e. Rekasi atau respon
f. Reaksi terhadap kegagalan
5. Prinsip-prinsip belajar
Proses belajar adalah kegiatan yang kompleks yang berlangsung menurut aturan dan sistem tertentu. Aturan dan sistem tersebut disebut prinsip-prinsip belajar, atau hukum-hukum belajar.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
Faktor-faktor yang termasuk di dalam diri individu yang belajar(faktor intern) mencakup antara lain:
a. Kematangan untuk belajar
b. Kemampuan atau keterampilan dasar untuk belajar
c. Dorongan untuk berprestasi
faktor-faktor yang tergolong di luar manusia yang bersangkutan (kondisi eksternal), antar lain mencakup:
a. Suasana di tempat belajar
b. Pelatihan
c. Penguatan (reinforcement)
B. Teori-teori belajar
Teori belajar ialah pandangan yang amat mendasar, sistematis dan menyeluruh tentang proses bagaimana manusia, khususnya anak didik berhubungan dengan lingkungannya. Penjelasan tentang teori belajar berarti penjelasan tentang berbagai paham dan konsep para ahli tentang terbentuknya tingkah laku baru sebagai akibat kemampuan diri manusia memanfaatkan lingkungan belajarnya.
1. Teori tradisional
a. Teori ganjaran dan hukuman
b. Teori penambahan fakta
c. Teori hasil belajar permanen
d. Teori ransangan dari luar
e. Teori proses tehapan
f. Teori transfer otomatis
g. Teori kerja keras
h. Teori kondisi menyenangkan
2. Teori modern
a. Teori asosiasi
b. Teori kognisi
3. Teori mengkondisi
C. Pengalihan belajar
Pengalihan belajar ialah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian. Apabila hasil belajar yang terdahulu itu memperlancar atau membantu proses belajar yang kemudian, maka pengalihan belajar itu disebut pengalihan yang positif.
Beberapa keadaan yang dapat memperlancar atau terjadinya pengalihan belajar dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa sekolah. Peristiwa-peristiwa itu dapat dirangkumkan dalam kondisi-kondisi berikut ini:
a. Kemampuan asli pelajar
b. Keberartian bidang pengajaran
c. Sikap dan usaha pelajar
d. Cara mengajar
1. Usaha untuk menjelaskan pengalihan belajar
Beberapa di antara pandangan atau teori tentang pengalihan belajar itu segera anda temukan di bawah.
a. Teori disiplin mental format
b. Teori komponen-komponen identik
c. Teori generalisasi
d. Teori-teori lain yang senada dengan teori generalisasi
BAB VI
Kaitan Psikologis upaya pembelajaran di sekolah dasar
A. Penduluan
1. Perlunya mempelajari keterampilan mengajar
Mengajar adalah kemampuan yang bisa dipelajari. Mengajar memerlukan kemampuan mengenal siswa, kemampuan berkomunikasi dengan siswa, kemampuan mentransfer informasi, dan lain sebagainya.
2. Makna membelajarkan
Membelajarkan siswa adalah pekerjaan transformatif yang dilakukan oleh seorang guru atau satu tim guru dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tingkat kematangan dan tujuan belajar siswa.
B. Struktur dasar upaya pembelajaran klasik
1. Bagian pendahuluan pengajaran klasikal
a. Meletakkan hubungan awal guru-siswa
b. Menangkap perhatian siswa
c. Menjelaskan esensi isi dan materi
2. Batang tubuh pembelajaran klasikal
Setelah pendahuluan diberikan, artinya siswa dimotivasi menjalani proses pembelajaran, selanjutnya guru mulai memasuki inti atau batang tubuh dari pelajaran klasikalnya. Bagian penutup pembelajaran klasikal
Kesimpulan mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Menciptakan suasana yang lebih akrab, beramah tamah, dan agak rileks
b. Memberi kesempatan pada siswa untuk memberikan gagasan tertentu atau memberikan beberapa contoh
c. Menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa
d. Melakukan review, dan atau merumuskan apa yang selanjutnya perlu diketahui oleh siswa atau menjelaskan bahwa tes akan diberikan kemudian.
C. Metode Latihan
1. Pengertian
Istilah metode latihan dilaksanakan berdasarkan atas “pengulangan”, sesuatu itu dilakukan berulang kali, dihafal di luar kepala, dikerjakan berulang-ulang sampai sesuatu itu dikuasai secara otomatis, teliti dan cepat.
2. Fungsi dan penggunaan metode latihan
Fungsi dan penggunaan metode latihan adalah untuk membentuk jawaban (reaks) yang otomatis terhadap rangsangan tertentu. Jawaban otomatis berarti hampir tidk menggunakan pikiran untuk menjawab sesuatu soal.
3. Beberapa kebaikan dan kelmahan metode latihan
Beberapa kebaikan metode latihan adalah:
a. Metode latihan dapat digunakan terutama untuk pembelajaran dalam ranah psikomotor dan juga ranah kognitif tingkat rendah atau tingkat awal.
b. Dalam pengembangan keterampilan sangat penting diperlukan pengulangan-pengulangan prakter agar tercapai ketuntasan penguasaan dalam suatu kompetensi dan teknik.
c. Penggunaan latihan dalam situasi tutorial, dapat berfungsi sebagai alat yang memotivasi pembelajaran siswa.
D. Metode Ceramah
1. Pengeertian
Ceramah merupakan metode mengajar tertua dalam dunia pengetahuan manusia dan sampai hari ini di seluruh dunia masih tetap digunakan sebagai salah satu metode mengajar di sekolah-sekolah, diperguruan tinggi, dan di pusat-pusat latihan. Dalam perkembangannya kemudian, melalui berbagai praktek kaum cerdik pandai berbagai teknik ceramah diterapkan dan menjadi salah satu metode yang sangat efektif. Metode ceramah yang efektif menyatukan banyak cara dan gaya yang semuanya terpadu menjadi satu cara yang dapat menghidupkan situasi pembelajaran.
2. Upaya memperbaiki dan meningkatkan metode ceramah
a. Meningkatkan perhatian
b. Membuat catatan selama ceramah
c. Membuat penekanan-penekanan khusus
d. Membagikan hand-out
3. Organisasi materi ceramah
Beberapa prinsip dalam mengorganisasi ceramah adalah: (a) sebab-akibat, (b) urutan waktu, (c) paralelisasi, seperti dari fenomena (gejala) ke teori dan teori ke data (fakta, bukti-bukti), (d) pemecahan masalah, (e) pro dan kontra, (f) dari yang familiar ke yang tidak familiar, (g) dari konsep ke aplikasi, (h) bersifat linear atau berhierarkis, (i) berpola spiral, (j) bersifat networks, dan lain sebagainya.
4. Keuntungan dan kelemahan metode ceramah
a. Keuntungan ceramah
· Ceramah amat membantu bila ingin menyampaikan bahan baru, atau bila ingin menyampaikan latar belakang suatu materi yang akan diajarkaan kemudian
· Ceramah mempersiapkan siswa dengan suatu perspektif isi yang tersusun untuk dipertimbangkan
b. Kelemahan dan keterbatasan metode ceramah
· Ceramah yang terlalu lam, atau yang terlalu sering diadakan akan menimbulkan kebosanan
· Belajar afektif dan psikomotor sukar terjadi di dalam suatu ceramah
E. Metode diskusi
1. Pengertian
metode diskusi dijelaskan sebagai metode yang membuat siswa aktif, semua siswa memperoleh kesempatan berbicara satu sama lain untuk bertukar pikiran dan informasi tentang suattu topik atau masalah, atau mencari kemungkinan fakta dan pembuktian yang dapat digunakan bagi memecahkan suatu masalah. Tipe-tipe diskusi yang sesuai untuk mengajar mencakup diskusi seluruh kelas, diskusi kelompok, panel, diskusi kilat,dan forum.
2. Beberapa masalah dalam penggunaan metode diskusi
Dalam kelompok diskusi guru sering menghadapi masalah, seperti (1) memperoleh partisipasi dari peserta diskusi; (2) menyadarkan siswa tentang kemajuan sejauh mana tujuan (objektif) telah tercapai; dan (3) mengendalikan reaksi emosi dari siswa.
3. Beberapa keunggulan dan kelemahan metode diskusi
a. Keungggulan metode diskusi
· Siswa belajar melalui diskusi
· Teknik diskusi mempengaruhi perkembangan sikap
· Memberikan nilai positif atas perkembangan konsep diri
b. Kelemahan atau keterbatasan metode diskusi
· Memakan waktu cukup lama dibandingkan dengan pendekatan langsung
· Seringkali terlalu terinci,sehingga jadi lamban, bertele-tele, menjadi sumber kebingungan
· Guru dapat menjadi frustasi karena diskusi gagal mencapai kesimpulan
· Siswa seringkali kekurangan latar belakang informasi atau masih kurang matang untuk memberikan ditribusi pikiran yang berarti.
BAB VII
Tinjauan Psikologis Mengenai Evaluasi dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar
A. Makna dan fungsi evaluasi dalam belajar dan pembelajaran
1. Makna evaluasi
Evaluasi merupakan salah saru tugas guru sekolah dasar.. Evaluasi selalu mengacu kepada tujuan pembelajaran yang dituangkan oleh guru dalam bentuk tujuan instruksional (pengajaran).
2. Fungsi evaluasi
· Evaluasi sebagai alat bagi guru untuk mengetahui sejauh manakah tujuan pendidikan/pengajaran berhasil dicapai melalui proses pembelajaran.
· Evaluasi sebagai dasar untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan belajar siswa yang dituangkan dalam bentuk angka, huruf, atau kualifikasi yang lain.
· Begi siswa, evaluasi sebagai pemacu untuk memotivasi belajar
· Evaluasi merupakan alat untuk mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
B. Struktur dasar upaya pembelajaran klasikal
Proses pembelajaran tidak dapat menghindarkan diri dari kontak dengan siswa. Salah satu masalah metode dan teknik mengajar adalah bagaimana mengadakan kontak dengan siswa. Sejumlah keterampilan diperlukan untuk ini. Di samping keterampilan merancang satuan acara pelajaran (SAP) dan keterampilan mengadakan berbagai persiapan untuk pelaksanaannya, hal yang amat penting adalah keterampilan penyajian bahan pelajaran.
C. Jenis dan Alat evaluasi belajar
1. Jenis tes
Tes dapat dibedakan ke dalam tiga jenis
a. Tes tertulis
b. Tes lisan
c. Tes tindakan
2. Jenis evaluasi
Dilihat dari waktu dilakukannya evaluasi oleh guru, ada dua jenis evaluasi, yaitu (1) evaluasi formatif, dan (2) evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan setelah berakhirnya satu kali tatap muka antara guru dengan siswa-siswanya. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesainya satu dari sejumlah pokok bahasan, misalnya pada akhir semester.
3. Keunggulan dan kelemahan jenis tes tertulis
Keunggulan tes bentuk objektif di antaranya ialah:
a. Jawaban yang diminta dari siswa dari siswa sudah jelas dan dituangkan dalam petunjuk pengisian
b. Dapat mengungkapkan materi yang lebih luas dalam jumlah soal yang banyak
c. Proses penyekoran dan pemeriksaan hasil lebih mudah
d. Penilaian tidak banyak dipengaruhi oleh subjektivitas pemeriksa
Kelemahannya di antaranya ialah:
a. Penyusunannya memakan waktu banyak
b. Biasanya hanya menguji kemampuan yang sifatnya faktual
c. Kemungkinan menebak besar sekali
d. Rawan terhadap kemungkinan siswa tidak jujur dalam mengerjakan tes
D. Peranan evaluasi dalam diagnosis dan perbaikan hasil belajar
1. Kesulitan belajar
Adanya siswa yang mengalami kesuliitan belajar berkaitan dengan kenyataan yang umum terjadi, yaitu para siswa terbagi atas tiga kelompok yang membentuk kurva normal.
a. Siswa-siswa yang kemampuan belajarnya hebat 25 % dari seluruh siswa dalam kelas
b. Siswa-siswa yang kemampuan belajarnya biasa-biasa saja (normal) sekitar 50% dari seluruh siswa
c. Siswa-siswa yang kemampuan belajarnya kurang jumlahnya sekitar 25% dari seluruh siswa.
2. Langkah-langkah perbaikan
a. Identifikasi masalah/kasus
b. Mengumpulkan informasi tentang siswa
c. Memperkirakan sebab timbulnya masalah (diagnosis)
d. Memperkirakan bantuan yang perlu diberikan (prognosis)
e. Memberikan bantuan (treatment)
f. Evaluasi dan tindak lanjut
BAB III
PERBANDINGAN BUKU
· KELEBIHAN dan KELEMAHAN BUKU YANG DIKRITIK
Ø Pada Buku Yang Pertama Banyak mengemukakan Pendapat para Ahli sedangkan pada buku kedua ada namun tidak banyak.
Ø Pada Buku pertama Teori teori belajar sdijelaskan dengan rinci bahkan delengkapi oleh pendapat para ahli sedangkan pada buku Kedua setiap pendapat para ahlinya tidak semua pendapatnya delengkapi nama para ahli yang mengemukakan Teori tersebut.
Ø Pada Buku Pertama Sangat Banyak Contoh penerapan dari setiap Teori yang dijelaskan.
Ø Pada Buku kedua banyak Menjelaskan teori namun pada contoh penerapanya masih terbilang kurang dibandingkan dengan buku yang pertama.
Ø Pada Buku Pertama peranan memotivasi sedikit kurang, namun pada buku pembanding banyak peranan memotivasi.
Ø Secara Umum menurut saya Buku Sudah bagus untuk dapat mengerti tentang teori teori belajar dan juga contoh penerapan yang jelas.
BAB IV
KESIMPILAN DAN SARAN
Dapat Kita simpulkan Bahwa Buku Pertama dan Buku kedua dapat dijadikan acuan untuk mendalami ataupun untuk mengajar bagi calon pendidik, Buku pertama sangat banyak menjelaskan macam macam teori belajar serta banyak juga penjelasan tentang penerrapan penerapan teori teori yang disebutkan dan juga Nama ahli yang mengemukakan teori tersebut, Pada Buku Kedua banyak peranan teori yang memotivasi dan Banyak dijelaskan Metode belajar dll yang juga terdapat pada buku pertama.
Selamat Datang di Blog Saya semoga bisa membantu...
ReplyDelete:)